Pengertian Agregat Dalam Bahan Bangunan

Pengertian Agregat Dalam Bahan Bangunan - Saat ini perkuliah sedang online sedang berjalan, mata kuliah praktek tidak bisa dijalankan dan diganti dengan tugas, ada juga yang diundur sampai batas waktu yang belum ditentukan. Untuk itu kali ini saya ingin berdiskusi untuk menambah pengetahuan mengenai  apa itu agregat , komposisi agregat, dan darimana agregat berasal.

Pengertian Agregat Dalam Bahan Bangunan
Pengertian Agregat Dalam Bahan Bangunan

Teman-teman pasti ketika di jalan sering menemukan kerikil, pasir, batu dan banyak macam benda benda alam disana, apakah itu semua bisa dikatakan sebagai agregat mari kita bahas.

PENGERTIAN AGREGAT

Agregat didefinisikan sebagai konstituen mineral dari beton dalam bentuk butiran atau praktikel, biasanya terdiri dari fraksi kasar dan halu. Agregat merupakan salah satu bahan bangunan yang sering digunakan. Produksi dan Konsumsi Agregat sangat bervariasi, tergantung pada suatu ekonominya, sifat kontruksi yang digunakan dan seterusnya.

Defisini Agregat dalam ASTM C125 
Bahan granural seperti pasir, kerikil batu hancur atau iron blast-furnance slag, digunakan dengan media penyemenan unutk membentuk beton atau mortar.
Teman-teman tentunya juga sudah banyak yang tau apabila agregat dicampur dengan semen dan air akan menghasilakn beton.

PERAN AGREGAT

Agregat memiliki peran penting dalam membuat beton menjadi bahan rekaya, memiliki pengaruh yang besar pada pengurangan defomasi yang berhubungan dengan kelembapan beton. Agregat umumnya lebih tahan lama dan bahan yang stabil apabila dimasukan kedalam campuran dan akan memberikan daya tahan yang kuat.

KOMPOSISI AGREGAT

Agregat memiliki komposisi yang terdiri dari campuran mineral dengan batuan, butiran batuan, maupun mineral saja. Batuan yang biasanya menjadi penyusun agregat antara lain : batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Sedangkan untuk mineral yang mungkin bisa menjadi penyusun agregat bisa berasal dari mineral penyusun batuan suatu sumber tubuh batuan. Baik itu bahan beku,sedimen maupun metamorf.

1. Batuan Beku merupakan batuan yang terbentuk akibat pembekuan magma yang keluar ke permukaan bumi maupaun dibawah tanah yang cukup dalam, didalam batuan beku terdapat mineral akibat diferensiasi magma antara lain kwarsa, horn blenda, biotite, pryoxene , prlagroklase, dll. Batuan beku dibedakan menjadi : 
  • Batuan Beku Plutonik, terbentuk dari pembekuan dibawah permukaan tanh yang cukup dalam, mineral penyusunya terikat jelas. Contoh batuan Plutonik adalah Batu Granit.
  • Batuan Beku Vulakanik, terbentuk akibat pembekuan magma dipermukaan bumi. Contoh batuan vulaknik adalah batu Adesit dan Batu Obsidian.
2. Batuan Sedimen merupakan batuan yang terbentuk dari hasil pelapukan / erosi yang terendapkan disuatu cekungan dan mengalami proses sedimentasi, kompaksi, sementasi, dan litifikasi dengan jangka wakyu yang cukup lama. Batuan sedimen dibedakan menjadi :
  • Batuan Sedimen Klasik, batuan hasil rombakan batuan induk yang terendaokan disuatu cekungan. Conto batuan sedimen klasik antara lain :  Batuan Pasir, Batuan Preksi, Batu Konglomerat, Batu Lanau, Batu Lempung.
  • Batuan Sedimen Non-Klasik, merupakan batuan sedimen yang terbentuk disuatu cekungan dan mengalami proses kimiawi. Contoh batuan sedimen non-klasik antara lain : Batuan Karbonat, Batu Bata.
3. Batuan Metamorf, merupakan batuan rombakan atau perubahan sifat fisik,struktur maupaun kandungan mineral dari batuan sasal seperti beku, sedimen atau batuan metamorf itu sendiri yang mengalami tekanan dan perubahan suhu atau penambahan suhu. Batuan metamorf dibedakan menjadi :
  • Batuan Metamorf Foliasi, merupakan kenampakan stuktur planar pada suatu massa, terjadi karena adanya penjajaran mineral menjadi lapisan-lapisan, orientasi butiran permukaan belahan planar, atau kombinasi dari ketiga hal tersebut. Contoh batuan metamorf foliasi antara lain: batu skis, batu slate, batu genis, batu phylite.
  • Batuan Metamorf non-Foliasi, terbentuk oleh mineral-mineral quidimensional dan umumnya terdiri dari butiran-butiran (granular). Contoh batuan metamorf non-foliasi antara lain : batu marmer, matu kwarnet, batu hornfeis, batu serpentinit
Baca Juga : Cara Membuat Grafik Percobaan Tanah ( Asli dan Regresi )

SUMBER DAN PRODUKSI AGREGRAT ALAMI

Berasal dari sumber geologi yang terjadi secara alamai, dan diproses secara lebih luas atau kecil untuk menghasilkan yang lebih keras. bahan Granual tidak kohesif dengan berbagai ukuran yang dimasukan menjadi beton. Agregat alamu diproses dengan menghancurkan, menyaring dan mencuci untuk mendikan berguna. Beberapa sumber agregat dan cara produksinya :

1. Sumber Dari Pit ( Lubang )
Agregat yang berasal dari sisa batuan induk, bahan ini dapat bervariasi ukurannya. Batuan atau agregat yang berasal dari lubang / pit ini diexploitasi menggunakan alat berat berupa excavator, dozer, dan dumptruck. Alat berat tersebut digunakan untuk memindahkan tnah penutup yang menutup atau menimbun batuan yang akan diambil. Selain itu alat berat excavator juga digunakan untuk mengambil batuan ayau agregat didalam lubang atau pit yang selajutnya menggunakan dumtruck dan dipindahkan kedalam tempat penampungan atau stock pile. Didalam penampungan akan dilakukan pencucian atau pemisahan antara betuan dengan material yang tidak digunakan seperti lempung atau silt, setelah pencucian akan dilakukan penyortiran, hal ini dilakaukan unutk menyaring material menjadi ukuran yang berbeda, karena gradasi ukuran agregat yang konsisten snagat penting unutk menghasilkan beton berkualitas.

2. Sumber Dari Sungai
Agregat yang bersumber dari sungai hasil rombakan bahan induk yang disekitar sungai. Bantuk agregat dari sungai cukup baik, bulat, dan halus, yang disebabkan oleh pelapukan dan trasnportasu oleh air yang mengalir dan terbawa oleh arus. Agregat dari sungai akan memiliki kebutuhan air yang lebih rendah.

3. Sumber Dari Pantai Dan Gumuk Pasir
Bahan pasir pantai merupakan hasil dari pengaruh gelombang, aksi pasang surut air laut, dan angin. Bahan ini memiliki tektur yang halis dan bentuk praktikel yang baik, kekurangan pasir pantai banyak mengadung garam. Agregat ini dapat digunakan dan tidak menimbulkan korosi pada baja pasir pantai harus dicucu sehingga kandungan telorida tidak lebih besar dari 0,01 % .

4. Sumber Yang Dikeruk Dari Dasar Laut
Agregat yang bersumber dari dasar laut diambil melalui proses pengerukan dengan kapal keruk "Suctron Hoppes" dan Tengkang, dengan sistem kerja memopma pasir dan kerikil yang ada didalam dasar laut.

5. Sumber Tambang Batu Keras
Sumber agregat dari tambang batu keras merupakan opsi lain ketika sumber endapat granular terkuras habis. Tambang batuan keras dilakukan dengan cara mengali tanag, kemudian menghancurkan batuan, dan mengambil batuan keras unutk seljutnya dipecah atau diperkecil ukurannya agar memiliki nilai jual, bahkan ini yang layak dicampur beton. Sifat agregat ini terganntung dari jenis batuan induk dengan kekerasan tersebut

Baik bagaimana teman-teman sekalian sudah ada pandangan atau belum mengenai Agregat Dalam Bahan Bangunan mulai dari pengertian apa itu agregat, peran agregat dalam bahan bangunan, komposisi dari agregat, dan yang terahir sumber dan cara produksi agregat alami. Oke teman-teman cukup dulu untuk kali ini, yuk berdiskusi dibawah kolom komentar jika ada yang ditanyakan dan jika ada salah dari saya mohon dikoreksi.


Daftar Pustaka

Alexander, Mark dan Sidney Mindess. (2005). Aggregates in Concrete. Taylor & Francis, New York
Pramudiyanto. (2019). Modul Pembalajaran Bahan Bangunan 1 Aggregate Materials Construction’s Technology, Universitas Negeri Yogyakarta
ASTM C125-1995, Annual Book of ASTM Standars 1995: Vol.04.02, Concrete. And Aggregate.