Pondasi Pada Bangunan

Pondasi adalah struktur perantara yang memiliki fungsi meneruskan beban bangunan di atasnya kepada tanah tempat fondasi berpijak, tanpa mengakibatkan kerusakan tanah atau penurunan bangunan diluar batas toleransinya (Asiyanto, 2007).

Pondasi adalah struktur perantara yang memiliki fungsi meneruskan beban bangunan di atasnya kepada tanah tempat fondasi berpijak, tanpa mengakibatkan kerusakan tanah atau penurunan bangunan diluar batas toleransinya (Asiyanto, 2007).
Pengertian Pondasi Menurut Asiyanto
Baca Juga : Meloloskan Diri Dari Fenomena Tindihan

Fungsi Pondasi

Pondasi memiliki prinsip untuk menyalurkan beban bangunan pada dasar tanah yang keras, padat, dan merata biasanya pada kedalaman lebih dari 45 cm. Pondasi sendiri memiliki fungsi :
  1. Menstabilkan kedudukan bangunan
  2. Mencegah penurunan bangunan / kemiringan bangunan/ peretakan antar bagian bangunan
  3. Meratakan penurunan bangunan

Persyarataan Pondasi

Kontruksi pondasi harus memenuhi syarat sebagai berikut :
  1. Terletak diatas tanah keras
  2. Terbuat dari bahan yang keras, tidak mudah hancur, atau terpengaruh lingkungan
  3. Bentuk dan konstruksinya kokoh
  4. Kedalamannya cukup untuk mencegah gerakan lateral
  5. Tahan terhadap beban guling

Klasifikasi Pondasi 

Pemilihan jenis pondasi yang akan digunakan sebagai struktur bawah dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain kondisi tanah dasar, beban yang diterima pondasi, peraturan yang berlaku, biaya, kemudahan pelaksanaannya6 dan sebagainya. Berdasarkan elevasi kedalamannya, maka pondasi dibedakan menjadi pondasi dangkal (shallow foundation) dan pondasi dalam (deep foundation) (Das, 1998).
1. Pondasi Dangkal (Shallow Foundation)
Pondasi dangkal adalah struktur konstruksi paling bawah yang berfungsi meneruskan (mendistribusikan) beban bangunan ke lapisan tanah keras yang berada relatif dekat dengan permukaan tanah. Pada awalnya, yang dikategorikan pondasi dangkal adalah pondasi yang memiliki kedalaman (Df) lebih kecil atau sama dengan dimensi lebar
pondasi (B). Namun dalam perkembangannya, pondasi masih dianggap dangkal meskipun kedalaman pondasi mencapai tiga (3) sampai empat (4) kali lebar pondasi (4B) (Budi, 2011).
2. Pondasi Dalam (Deep Foundation)
Pondasi dalam merupakan struktur bawah suatu konstruksi yang berfungsi untuk meneruskan beban konstruksi ke lapisan tanah keras yang berada jauh dari permukaan tanah. Suatu pondasi dapat dikategorikan sebagai pondasi dalam apabila perbandingan antara kedalaman dengan lebar pondasi lebih dari sepuluh.
Pondasi dalam dapat dibedakan menjadi:
  1. Pondasi dalam dengan pile didesakkan ke dalam tanah. 
  2. Pondasi tipe ini memakai pile berupa tiang pancang, sheet pile, dll. Pekerjaan pondasi tipe ini membutuhkan bantuan crane dan hammer pile untuk mendesakkan pile ke dalam tanah.7
  3. Pondasi dalam dengan pile ditempatkan pada ruang yang telah disediakan dengan cara dibor (bored pile). Pondasi tipe ini membutuhkan mesin bor untuk membuat lubang dengan kedalaman rencana kemudian pile dirangkai.
  4. Pondasi caisson ,Pondasi caisson merupakan bentuk dari pondasi sumuran dengan diameter yang relatif lebih besar.
Baca Juga : Pengertian Agregat Dalam Bahan Bangunan

Macam - Macam Pondasi 

1.Pondasi telapak (untuk rumah panggung
Pondasi telapak merupakan jenis pondasi sederhana yang telah digunakan oleh masyarakat indonesia sejak zaman dulu. Pondasi ini terbuat dari beton tanpa tulang yang dicetak membentuk limas segi empat seperti pada gambar disamping. Sistem kerja pondasi ini menerapkan sistem tanam. Jadi pondasi telapak ini menahan kolom yang tertanam di dalamnya sehingga tidak masuk dalam tanah. Seperti halnya ketika kita menggunakan sebuah ganjalan yang pipih atau ganjalan yang lebih lebar untuk standar motor ketika di tempatkan pada tanah yang lembek. 

2. Pondasi rollag bata (untuk penahan lantai)
Rollag bata merupakan pondasi sederhana yang fungsinya bukan menyalurkan beban bangunan, melainkan untuk menyeimbangkan posisi lantai agar tidak terjadi amblas pada ujung lantai. Pondasi ini biasanya digunakan untuk membuat teras rumah, fungsinya hampir sama dengan sloof gantung namun rollag bata tidak sekuat sloof gantung dan tidak semahal sloof gantung. 

3. Pondasi batu kali (untuk bangunan sederhana 1-2 lantai) 
Pondasi batu kali merupakan pondasi penahan dinding yang digunakan pada bangunan sederhana. Pondasi ini terdiri dari batu kali dan perekat yang berupa campuran pasir dan semen. Biasanya campuran agregat untuk merekatkan batu kali ini menggunakan perbangingan 1 : 3 karena batu kali akan selalu menerima rembesan air yang berasal dari tanah. Sehingga membutuhkan campuran yang lebih kuat menahan rembesan. 

4. Pondasi batu bata (untuk bangunan sederhana) 
Seperti halnya pondasi batu kali, pondasi batu bata memiliki fungsi sama. Namun yang membedakan keduanya hanyalah bahan yang digunakan serta kondisi alam di daerah sekitarnya. Dikarenakan batu-bata merupakan bahan yang rentan terhadap air, maka pemasangan harus lebih maksimal artinya bata yang dipasang harus dapat terselimuti dengan baik. 

5. Pondasi tapak atau ceker ayam (untuk bangunan bertingkat 2-3 lantai) 
Pondasi tapak merupakan pondasi yang banyak digunakan oleh masyarakat indonesia ketika mendirikan sebuah bangunan. Terutama bangunan bertingkat serta bangunan yang berdiri di atas tanah lembek. Pondasi tapak di temukan oleh alm prof ir sediyatmo tsb, dan dikembangkan oleh prof ir bambang suhendro, dr harry christady dan ir maryadi darmokumoro, yang dikenal dengan sistim cakar ayam modifikasi (cam). Modifikasi yang dilakukan adalah : penggantian pipa beton menjadi pipa baja tipis tebal 1.4 mm, perhitungan dalam 3 dimensi dan penambahan “koperan” pada tepi slab. Sistim cam tsb telah di uji skala penuh oleh puslitbang jalan dan jembatan di ruas jalan pantura indramyu-pemanukan (2007) dan digunakan di jalan tol seksi 4 makasar (2008). 

6. Pondasi sumuran (untuk bangunan bertingkat) 
Pondasi sumuran memiliki fungsi sama dengan pondasi footplat. Pondasi sumuran merupakan pondasi yang berupa campuran agregat kasar yang dimasukan kedalam lubang yang berbentuk seperti sumur dengan besi-besi di dalamnya. Pondasi ini biasanya digunakan pada tanah yang labil dan memiliki sigma 1,50 kg/cm2. Pondasi sumuran juga dapat digunakan untuk bangunan beralantai banyak seperti medium rise yang terdiri dari 3-4 lantai dengan syarat keadaan tanah relatif keras. 

7. Pondasi bored pile atau strauss pile (untuk bangunan bertingkat) 
Pondasi bored pile digunakan untuk banguna berlantai banyak seperti rumah susun yang memiliki lantai 4-8 lantai. Pondasi ini berbentuk seperti paku yang kemudian di tancapkan kedalam tanah dengan menggunakan alat berat seperti kren. 

8. Pondasi tiang pancang atau paku bumi (untuk bangunan bertingkat) 
Pondasi tiang pancang ini merupakan pondasi yang banyak digunakan untuk pembangunan gedung berlantai banyak seperti apartment, kondominium, rent office dan sebagainya. Pondasi ini hampir sama dengan pondasi bored pile. Namun pondasi tiang pancang memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan pondasi bored pil.