Macam-Macam Pembebanan Pada Sturktur Bangunan

Macam-Macam Pembebanan Pada Sturktur Bangunan
Beban Atap Baja yang Besar pada Sebuah Bangunan

Faktor pembebanan adalah hal yang sangat penting dalam proses desain struktur bangunan. Oleh karena itu, dalam merancang struktur bangunan perlu memperhatikan beban-beban yang bekerja pada sistem struktur. Gaya-gaya alamiah dan hasil dari aktivitas manusia adalah sumber beban-beban yang bekerja pada suatu struktur (Schueller, 2001). Struktur bangunan dapat dikatakan aman dan stabil jika mampu menahan beban gravitasi seperti beban mati dan hidup, serta beban gempa yang bekerja pada bangunan tersebut. Dengan adanya perhitungan pembebanan makan juga dapat menjadi acuan dalam pembuatan pondasi bangunan.

Menurut Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPIUG) tahun 1983 dan Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Pembebanan Hidup dan Mati seperti yang ditentukan pada SNI 03-1727-1989 atau penggantinya, pembebanan pada konstruksi bangunan sudah diterapkan. Oleh karena itu, agar memahami lebih jauh, sangat diharapkan bagi pembaca untuk membaca peraturan tersebut, meskipun hanya sebagian saja yang akan diambil dalam uraian. 

Macam-Macam Pembebanan

Ada lima macam pembebanan, yaitu : 

1. Beban mati atau dead load (berat sendiri konstruksi dan bagian lain yang melekat) 

Beban mati (dead load) adalah pembebanan yang tidak berubah-ubah dan tetap berada pada konstruksi seperti bahan bangunan itu sendiri, atap, keramik lantai, dinding, dan peralatan tetap lainnya. "Beban mati adalah pembebanan konstan dan stabil pada konstruksi yang mencakup bahan bangunan sendiri, furnitur dan peralatan tetap lainnya" (CRC Press, Principles of Structural Design). 

Oleh karena itu, beban mati sangat penting untuk diperhitungkan dalam merencanakan dan membangun konstruksi agar kuat dan stabil.

2. Beban hidup (beban dari pemakaian gedung) 

Beban hidup adalah jenis beban yang berasal dari kegiatan manusia, seperti berat orang, meja, kursi, dan peralatan lainnya yang digunakan selama manusia beraktifitas di sebuah bangunan atau struktur. Beban hidup ini dapat berubah-ubah sesuai dengan jumlah orang atau peralatan yang berada di dalam bangunan tersebut. Oleh karena itu, beban hidup ini harus dipertimbangkan dan diperhitungkan dengan baik dalam perencanaan dan perancangan konstruksi bangunan.

3. Beban angin (beban yang disebabkan oleh tekanan atau hisapan angin) 

Beban angin adalah pembebanan yang diakibatkan oleh gaya yang bekerja pada konstruksi akibat dari angin. Angin memiliki kecepatan yang berubah-ubah dan dapat mempengaruhi stabilitas suatu bangunan, terutama pada bangunan tinggi. Oleh karena itu, perencanaan dan pembuatan bangunan harus memperhitungkan beban angin sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kestabilan dan keselamatan bangunan. Beban angin dinyatakan dalam satuan Newton atau kilo Newton (kN).

4. Beban gempa (beban karena adanya gempa)

Beban gempa adalah beban yang berasal dari getaran tanah dan dapat mempengaruhi stabilitas dan kestabilan sebuah bangunan. Beban gempa menimbulkan gaya tarik dan tekan pada konstruksi bangunan, sehingga harus diperhitungkan dan dianalisis dengan baik dalam merencanakan dan membangun sebuah bangunan. 

Beban gempa biasanya dinyatakan dalam satuan Newton atau dalam bentuk beban per meter persegi. Dalam desain bangunan, beban gempa harus diperhitungkan dengan baik agar bangunan tersebut dapat menahan beban gempa dan tetap stabil.

5. Beban khusus (beban akibat selisih suhu, penurunan, susut, dsb)

Beban khusus adalah beban yang berasal dari faktor-faktor lain seperti perbedaan suhu, penurunan, dan susut bahan material dari konstruksi. Beban ini tidak memiliki tipe beban yang sama dengan beban mati, beban hidup, beban angin, atau beban gempa. Ini dapat mempengaruhi kestabilan dan kualitas konstruksi secara signifikan dan perlu dipertimbangkan dan dianalisis saat merencanakan dan membangun suatu konstruksi.

Pembebanan Struktur berdasarkan Wujudnya

Berdasarkan bentuknya, beban pada bangunan dapat digambarkan sebagai (1) beban terpusat, (2) beban terbagi merata, (3) beban tak merata (beban bentuk segitiga, trapesium dsb). Beban-beban ini mempengaruhi bagian-bagian dari bangunan seperti balok, kolom, rangka, dan batang yang juga digambarkan sebagai garis sejajar dengan sumbu mereka.

Beban terpusat adalah beban yang berfokus pada titik singgung yang sangat kecil, sehingga luas bidang singgungnya bisa diabaikan dalam batas tertentu. Contohnya adalah beban akibat tekanan roda mobil atau motor, pasangan tembok setengah batu diatas balok, beton atau baja. Beban ini dalam satuan Newton atau kilo Newton (kN).

Macam-Macam Pembebanan Pada Sturktur Bangunan
Idealisasi Beban dan Balok 

Beban merata atau Beban yang dibagi secara merata adalah beban yang mempengaruhi area konstruksi yang luas, sehingga tidak bisa diabaikan. Satuannya dapat dinyatakan dalam bentuk Newton per meter persegi, atau Newton per meter, atau yang setara.

Macam-Macam Pembebanan Pada Sturktur Bangunan
Beban Merata Plat Lantai

Beban tidak merata dapat berupa beban berbentuk segitiga baik satu sisi maupun dua sisi, berbentuk trapesium, dan beban tidak beraturan. Satuan beban ini dalam newton per meter pada bagian beban yang paling besar

Macam-Macam Pembebanan Pada Sturktur Bangunan
Bentuk beban segitiga