Fakta Arsitektur Jengki : Gaya Arsitektur Asli Indonesia

Rumah Salim Martak di Surabaya dengan Gaya Arsitektur Jengki - Gambar oleh Pinterest

Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan warisan arsitektur yang beragam. Salah satu gaya arsitektur yang cukup unik dan memiliki karakteristik khusus adalah arsitektur Jengki. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi fakta-fakta menarik tentang arsitektur Jengki, mengungkap sejarahnya, ciri-cirinya, dan pengaruhnya terhadap budaya arsitektur Indonesia. Mari kita mulai dengan memahami apa yang sebenarnya dimaksud dengan arsitektur Jengki.

Apa Itu Arsitektur Jengki ?

Arsitektur Jengki, juga dikenal sebagai "arsitektur khas Indonesia" adalah gaya arsitektur yang muncul di Indonesia pada pertengahan abad ke-20. Nama "Jengki" sendiri berasal dari kata "Yankee," yang merujuk pada pengaruh Amerika Serikat yang kuat dalam perkembangan gaya arsitektur ini. Meskipun memiliki akar yang kuat dalam desain arsitektur Barat, arsitektur Jengki mengalami transformasi yang unik saat disesuaikan dengan kondisi, budaya, dan lingkungan Indonesia. 

Sejarah Arsitektur Jengki

Arsitektur Jengki pertama kali muncul di Indonesia pada tahun 1950-an dan 1960-an, gaya ini muncul pada periode ketika arsitek berkebangsaan Belanda meninggalkan Indonesia yang telah merdeka. Dalam periode ini, banyak arsitek Indonesia yang bersekolah di Amerika Serikat dan membawa kembali pengaruh desain Amerika. Gaya arsitektur rumah-rumah, gedung-gedung, dan fasilitas umum mulai mengadopsi elemen-elemen dari arsitektur Barat, seperti atap datar, jendela besar, dan bahan bangunan modern seperti beton dan baja.  Secara umum, gaya Jengki dapat diklasifikasikan sebagai arsitektur postmodern. 

Menurut Prof. Josef Prijotomo, sebagian besar tokoh yang menciptakan gaya ini adalah lulusan Sekolah Teknik Menengah (STM) yang pernah bekerja sebagai ahli bangunan di perusahaan Belanda. Hal ini terjadi ketika arsitek dan sarjana teknik sipil Belanda harus kembali ke negara asalnya. Gaya Jengki ini bertujuan untuk meninggalkan unsur-unsur Belanda dan menegaskan era modern pada awal perkembangan Indonesia. Gaya Jengki umumnya ditemukan pada bangunan yang dimiliki oleh dinas pemerintahan, pejabat, dan militer.

Salah satu ciri khas arsitektur Jengki adalah kemampuannya untuk beradaptasi dengan lingkungan lokal. Meskipun dipengaruhi oleh gaya Barat, arsitektur Jengki tetap memperhatikan kebutuhan iklim tropis Indonesia. Bangunan-bangunan Jengki sering dilengkapi dengan ventilasi yang baik, jendela besar untuk sirkulasi udara yang optimal, dan penggunaan material lokal seperti kayu dan bambu.

Ciri-Ciri Khas Arsitektur Jengki

Gaya arsitektur Jengki memiliki sejumlah ciri dan karakteristik yang membedakannya dari gaya arsitektur Indonesia lainnya. Dalam artikel ini, kita akan lebih mendalam pada beberapa ciri khas utama yang membedakan arsitektur Jengki:

1. Atap yang Unik

Atap yang unik pada Arsitektur Jengki - Gambar oleh : Goodnews

Salah satu ciri yang paling mencolok dari arsitektur Jengki adalah bentuk atap yang unik. Atapnya berbentuk pelana dan perisai, yang membuatnya sangat berbeda dari rumah-rumah tradisional Indonesia yang umumnya memiliki atap tumpang. Tinggi atap yang lebih tinggi ini memberikan tampilan yang mencolok dan memberikan ruang ekstra di bagian atas bangunan. Selain itu, atap ala Jengki juga dilengkapi dengan lubang angin sebagai bagian dari sistem ventilasi. Sistem ventilasi ini penting untuk menjaga interior rumah tetap sejuk, terutama di bawah cuaca panas.

Baca JugaCara Memasang Kerpus Pada Atap Bangunan

2. Dinding Miring yang Estetis

Dinding pada Arsitektur Jengki - Gambar oleh PinHome 

Di sisi dinding, bangunan dengan gaya Jengki sering memiliki dinding miring yang membentuk geometri segi lima terhadap tampak bangunan. Meskipun dinding miring ini tidak berpengaruh langsung terhadap kekuatan bangunan, mereka berkontribusi pada estetika unik dari arsitektur Jengki. Dinding miring ini menambah dimensi visual yang menarik pada bangunan-bangunan tersebut. 

3. Portico yang Elegan

Arsitektur Jengki sering mencakup portico, yang merupakan serambi beratap di pintu masuk rumah. Portico ini memiliki atap yang ditopang oleh sejumlah tiang, menciptakan area yang melindungi pintu masuk dan memberikan kesan elegan pada bangunan. Pada masa keemasan arsitektur Jengki, beranda rumah memiliki ukuran luas dan sejalan dengan teras rumah, memungkinkan aktivitas seperti menerima tamu dapat dilakukan dengan nyaman di beranda. Atap beranda rumah juga sering didesain dengan bentuk melengkung, menghindari kesan monoton yang biasa terkait dengan arsitektur Eropa yang lebih kaku. 

4. Interior Terbuka dan Penggunaan Material Lokal

Interior rumah dengan gaya Jengki sering lebih terbuka, tanpa batasan yang ketat antara ruangan satu dengan yang lainnya. Penggunaan material seperti besi dan kayu asli Indonesia adalah salah satu ciri khas yang mencirikan gaya ini. Selain itu, bahan-bahan seperti rotan dan karet juga sering digunakan untuk melengkapi desain interior, menambahkan sentuhan lokal yang autentik. 

Dinding pada Arsitektur Jengki - Gambar oleh PinHome 

Mirip rumah bergaya tropis, arsitektur jengki juga banyak menggunakan batuan alam yang menonjol pada bagian dinding rumah. Bebatuan alam ini dapat memberikan kesan nyaman dan sejuk sehingga cocok diterapkan pada wilayah tropis. Biasanya, batu-batu alam berwarna abu-abu ini ditempel dengan susunan asimetris yang menjadikannya tampak lebih estetik. 

Untuk menambah aspek kebutuhan rumah tropis, arsitektur yankee menambah loster yang berguna sebagai sirkulasi udara. Loster ini ditempatkan pada salah satu sisi dindingnya. Pemakaian loster ini juga dapat memaksimalkan pencahayaan alami untuk interior rumah. Bentuknya pun beragam, mulai dari segi empat, segi lima, hingga bermotif yang menambah keindahan rumah. Arsitektur jengki dalam hal interior juga bisa menereapkan konsep montessori, baca artikel Dekorasi Kamar Anak dengan Konsep Montessori: 4 Ide Desain Kreatif yang Mudah Diterapkan untuk tahu lebih dalam mengenai konsep montessori dalam dekorasi ruangan.

Pengaruh Arsitektur Jengki pada Budaya Arsitektur Indonesia

Arsitektur Jengki memiliki pengaruh yang signifikan pada budaya arsitektur Indonesia. Gaya ini tidak hanya menciptakan bangunan-bangunan yang fungsional dan estetis, tetapi juga membuka pintu bagi eksperimen lebih lanjut dalam desain arsitektur. Beberapa arsitek Indonesia terkenal, seperti Prof Dr RM Soedarsono, adalah pionir dalam mengembangkan gaya arsitektur ini. 

Baca Juga : Macam-Macam Pembebanan Pada Sturktur Bangunan

Arsitektur Jengki bukan hanya gaya arsitektur, tetapi juga sebuah fenomena budaya yang telah mengubah lanskap arsitektur Indonesia secara signifikan. Dalam konteks pengaruhnya terhadap budaya arsitektur Indonesia, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan.

1. Identitas Arsitektur Indonesia yang Unik

Gaya arsitektur Jengki telah membantu menciptakan identitas arsitektur Indonesia yang unik dan membedakannya dari arsitektur negara-negara lain. Dengan menggabungkan elemen-elemen Barat dengan karakteristik lokal, seperti atap datar, dinding miring, dan penggunaan material lokal, arsitektur Jengki menciptakan desain yang khas Indonesia. Hal ini mengilhami arsitek-arsitek muda Indonesia untuk terus menjaga dan mengembangkan warisan arsitektur yang unik ini.

2. Pendorong Eksperimen dalam Desain

Gaya arsitektur Jengki bukan hanya tentang mengikuti tren arsitektur global, tetapi juga tentang berani melakukan eksperimen dalam desain. Gaya ini telah membuka pintu bagi para arsitek Indonesia untuk berinovasi dan menciptakan desain yang lebih kreatif. Hal ini tercermin dalam penggunaan atap yang tidak konvensional, dinding miring yang unik, dan desain interior yang lebih terbuka. Sebagai hasilnya, arsitektur Indonesia menjadi lebih dinamis dan beragam.

3. Pengaruh Terhadap Arsitek Terkenal

Sejumlah arsitek terkenal Indonesia, seperti Soedarsono yang disebutkan sebelumnya, adalah pionir dalam mengembangkan gaya arsitektur Jengki. Mereka telah memberikan kontribusi besar dalam mengukir identitas arsitektur Indonesia dengan merancang bangunan-bangunan ikonik dalam gaya ini. Pengaruh mereka tidak hanya terbatas pada bangunan fisik, tetapi juga dalam memotivasi generasi muda arsitek untuk menjelajahi potensi kreatif mereka dalam arsitektur serta memperbanyak inovasi teknologi dalam dunia arsitektur.

4. Warisan Budaya yang Harus Diapresiasi

Arsitektur Jengki adalah bagian penting dari warisan budaya Indonesia yang harus diapresiasi dan dilestarikan. Bangunan-bangunan bersejarah dalam gaya ini, seperti Hotel Indonesia di Jakarta, telah menjadi simbol penting dalam sejarah arsitektur Indonesia. Dengan menjaga dan merawat bangunan-bangunan bersejarah ini, Indonesia dapat mempertahankan identitas arsitekturnya yang khas. 

5. Inspirasi untuk Masa Depan

Arsitektur Jengki juga memberikan inspirasi bagi masa depan. Banyak arsitek muda Indonesia terinspirasi oleh gaya ini dan mencoba untuk memodernisasi dan mengadaptasikannya ke dalam proyek-proyek baru. Ini membuktikan bahwa arsitektur Jengki masih memiliki tempat yang penting dalam budaya arsitektur Indonesia, bahkan di era modern ini.

Kesimpulan

Arsitektur Jengki bukan sekadar gaya arsitektur, tetapi juga sebuah fenomena budaya yang telah membentuk dan menginspirasi budaya arsitektur Indonesia. Gaya arsitektur Jengki adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang unik dan menarik. Ciri-ciri seperti atap yang unik, dinding miring, portico elegan, dan interior terbuka menciptakan tampilan arsitektur yang khas dan membedakannya dari gaya arsitektur lainnya di Indonesia. 

Dengan penggunaan material lokal dan sentuhan estetika yang unik, arsitektur Jengki mencerminkan upaya untuk menciptakan identitas arsitektur Indonesia yang berbeda dan beragam.Dengan menciptakan identitas arsitektur yang unik, mendorong eksperimen dalam desain, dan memberikan inspirasi bagi generasi arsitek yang akan datang, arsitektur Jengki memainkan peran penting dalam memperkaya budaya arsitektur Indonesia. Oleh karena itu, warisan budaya ini harus dijaga dan diapresiasi agar tetap hidup dan berkembang dalam zaman yang terus berubah.

Daftar Pustaka : 

Anonymouse (2023). Kamus Istilah Jengki. diakses tanggal 25 September 2023 dari https://www.pinhome.id/kamus-istilah-properti/jengki/

Kamilah, Nur Safa (2022). ARSITEKTUR JENGKI: GAYA ARSITEKTUR MODERN DI AWAL KEMERDEKAAN INDONESIA. diakses tanggal 25 September 2023 dari https://student-activity.binus.ac.id/himars/2022/09/16/arsitektur-jengki-gaya-arsitektur-modern-di-awal-kemerdekaan-indonesia/

Budhiman, I., Ilham Budhiman, Prasetyo, B. A., & Hidayati, N. (2021). Mengenal Arsitektur Jengki, gaya asli Indonesia Yang Patut Dijaga. 99 Berita Properti. Diakses tanggal 18 Agustus 2022 dari: https://www.99.co/blog/indonesia/mengenal-arsitektur-jengki/ 

Zulfikar, F. (20). Inilah Beberapa fakta Tentang Jengki, Gaya Arsitektur Asli Indonesia. Good News From Indonesia. Diakses tanggal 25 September 2023 dari:https://www.goodnewsfromindonesia.id/2019/03/20/inilah-beberapa-fakta-tentang-jengki-gaya-arsitektur-asli-indonesia